Iman dan pewahyuan pribadi dalam perjamuan kudus.
- satoedjalan
- Sep 30, 2017
- 2 min read
Jika orang ditanya untuk memilih antara sehat tetapi miskin atau milyader tapi sakit-sakitan, pasti mereka memilih yang pertama. Jadi di samping keselamatan, maka kesehatan adalah anugerah terbesar yang dapat kita miliki. Oleh karena itu maka kita perlu mempelajari apa yang Alkitab katakan tentang kesehatan dan kesembuhan. Salah satunya adalah tentang perjamuan kudus.
Yang pertama perlu kita ketahui adalah jangan mengambil bagian dalam perjamuan kudus karena 'takhyul'. Beberapa orang melakukan perjamuan hanya karena melihat bahwa banyak orang menerima mujizat dari perjamuan kudus ini. Mereka tidak mempunyai pewahyuan pribadi tentang apa yang Alkitab katakan tentang perjamuan kudus.
Mengapa ini berbahaya? Untuk mengerti hal tersebut mari kita ikuti kisah dalam Alkitab berikut ini. Rasul Paulus dalam pelayanannya, banyak mengusir roh jahat keluar dari orang. Beberapa orang melihat kuasa yang dikerjakan Paulus dan salah satunya adalah anak-anak Skewa. Merekapun pergi ke seorang yang kerasukan roh jahat dengan berseru, katanya: "Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus." Tetapi mereka tidak memiliki pewahyuan pribadi, dan roh jahat itu menjawab: "Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?"Dan orang yang dirasuk roh jahat itu menerpa mereka sehingga mereka lari dari rumah orang itu dengan telanjang dan luka-luka. (Kis 19:15-16)
Perkataan anak-anak Skewa itu tidak memiliki kuasa karena hanya mencontoh apa yang Paulus lakukan tanpa ada pewahyuan pribadi tentang Kristus. Oleh karena itu ketika kita ambil bagian dalam perjamuan kudus maka kita harus memiliki pewahyuan pribadi tentang apa arti perjamuan tersebut.
Yang kedua adalah jangan coba-coba. Janganlah kita berkata: "gak ada salahnya mencoba. Aku lihat ada orang mengambil bagian dalam perjamuan dan sembuh. Biarlah aku coba siapa tahu sembuh juga". Tuhan tidak ingin kita mencoba, Dia ingin kita percaya. Tuhan ingin kita ambil bagian dalam perjamuan kudus dengan iman. Dan banyak orang dewasa ini yang mengambil bagian dalam perjamuan kudus bukan karena iman tetapi lebih ke ritual.
Kematian Yesus bukanlah sesuatu untuk coba-coba. Kita harus punya iman ketika ambil bagian dalam perjamuan bukannya coba-coba, karena hal itu sebenarnya adalah sebuah penghinaan. Bayangkan seorang yang akan mengikat tali pernikahan ditanya oleh sang pendeta: "Apakah engkau menerima pria ini sebagai suamimu?" dan dia menjawab: "Aku coba ya". Itu berarti dia menghina calon suaminya.
Seperti kita masuk dalam pernikahan dengan iman, demikian juga mari kita ambil bagian dalam perjamuan kudus dengan iman pula. Bukan karena mencontoh tetapi dengan pewahyuan bahwa roti adalah tubuh-Nya yang diremukkan bagi kesehatan kita. Oleh bilur-bilur-Nya kita telah sembuh.
Puji Tuhan

Comments