Tuhan Yesus berkata: "Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:31, 33) Kita tahu tentang Kerajaan Allah, tetapi apakah yang dimaksud dengan kebenarannya? Perhatikan bahwa ayat tersebut berkata carilah kebenarannya bukannya kebenaran kita. Dan memang dalam Perjanjian Baru kebenaran adalah anugerah bukannya hasil usaha kita (Roma 5:17) Jadi ketika kita menerima anugerah kebenaran ini maka semuanya akan ditambahkan kepada kita. Kemudian Tuhan Yesus menambahkan: "Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." (Matius 6:34) Dengan kata lain Tuhan Yesus berkata: "Karena engkau tahu bahwa Allah akan menyediakan bagi kita dengan menambahkan semuanya maka janganlah hari ini kita hidup untuk besok. Hari ini tersedia kasih karunia untuk hari ini. Ketika hari besok datang ada kasih karunia baru untuk hari itu." Tetapi banyak dari kita yang tidak sepenuhnya berada pada hari ini, terutama ketika sedang berada di dekat orang yang kita cintai. Kita berbicara dengannya tetapi pikiran kita adalah tentang minggu depan. Seorang istri dapat merasakan ketika suaminya secara mental tidak ada bersamanya. Ketika sang istri bertanya: "kamu tidak mendengarkan aku khan. Ayo coba tadi aku berbicara tentang apa?" dan biasanya sang suami akan mencoba mengingat bagian terakhir yang dikatakan istrinya. Kita seharusnya ada secara mental setiap saat, tetapi mengapa tubuh dan pikiran kita kadang tidak nyambung? Karena kita kuatir akan hari esok! Kita berpikir harus menyediakan sendiri semua kebutuhan hari esok kita. Kita merasakan adanya tuntutan yang datang untuk hari esok dan harus siap berjaga-jaga untuk itu. Semuanya adalah tentang kita, kita dan kita, seakan-akan Tuhan tidak menjaga dan memelihara kita. Karena itu seperti yang Yesus katakan, janganlah kuatir karena setiap hari ketika kita bangun telah tersedia kasih Karunia untuk hari itu. Sebagai contoh, kita akan mengadakan presentasi dan ketika harinya tiba kita pun menyadari "mengapa kemarin aku sangat kuatir? Hari ini pikiranku sangat jernih dan aku tahu apa yang harus kukatakan. Padahal minggu lalu aku tidak tahu sama sekali." Jadi hiduplah untuk hari ini karena setiap hari akan ada pasokan baru kasih karunia untuk kita. Seperti ada tertulis: Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi (Ratapan 3:22-23) Puji Tuhan