top of page

Segala kepunyaan-Ku adalah kepunyaanmu

  • Writer: satoedjalan
    satoedjalan
  • Mar 28, 2018
  • 2 min read

Kita semua pasti sudah sering mendengar kisah tentang anak bungsu yang hilang, tetapi pernahkah anda mendengar tentang sang anak sulung?  Sang anak bungsu yang meminta warisan dan menghamburkan warisan tersebut pulang kepada ayahnya. Sang ayah merangkul dan menciumi serta memulihkannya. Bukan itu saja, sang ayah menyembelih anak lembu tambun dan mengadakan pesta.  Ketika anak sulung pulang dan mengetahui hal tersebut, dia sangat marah dan berkata: "Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan Sahabat sahabatku." (Luk 15:29)  Si anak sulung percaya sesuatu yang salah mengenai ayahnya. Dia berpikir bahwa sang ayah adalah seorang yang keras dan penuntut, yang ingin agar anak sulung tersebut mematuhi semua perintahnya dengan sempurna. Oleh karenanya hati sang anak sulung itu  tidak pada ayahnya. Perhatikan bahwa dia menginginkan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatnya bukan dengan ayahnya.  Demikian pula saat ini banyak orang yang memiliki mentalitas seperti ini: 'Jika aku bekerja keras untuk Tuhan dan mematuhi segala perintah-Nya maka Tuhan berhutang padaku dan Dia harus memberkatiku.' Tetapi kebenarannya adalah Tuhan tidak berhutang pada siapapun, seharusnya kita semua patut menerima neraka tetapi Dia memberikan kita sorga melalui pengorbanan Anak-Nya.  Kemudian sang ayah berkata kepada anak sulung:' Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.' (Luk 15:31)  Jadi sebenarnya sang anak sulung itu dapat saja menyembelih anak lembu Tambun itu kemarin kalau dia mau. Tetapi kepercayaannya yang salah menyebabkan dia tidak bisa menerima, meskipun sebenarnya semua kepunyaan ayahnya adalah kepunyaannya.  Demikian juga saat ini banyak orang percaya yang memiliki mentalitas sang anak sulung. Mereka memiliki mentalitas seorang pekerja bukannya mentalitas seorang anak. Mereka menunggu Tuhan untuk memberikan berkat karena mereka telah bekerja untuk-Nya dan karena mereka berpikir telah mematuhi semua perintah-Nya. Anak sulung tersebut adalah gambaran dari mereka yang ingin membenarkan diri sendiri melalui perbuatan mereka. Dan mereka selalu melihat diri mereka sebagai seorang yang belum pernah melanggar perintah Tuhan. Orang semacam ini mengambil 'bentuk luar' dari perintah Tuhan. Orang bisa saja berkata aku tidak pernah berzinah tetapi Tuhan Yesus berkata: 'Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.'  (Mat 5:28) Demikian pula ketika perintah Tuhan berkata 'jangan membunuh' mereka membanggakan diri dengan berkata aku taat karena aku belum pernah membunuh. Tetapi Tuhan Yesus berkata siapa membenci sesama sama saja membunuhnya (Mat 5:21-22) Dan orang yang melanggar salah satu dari hukum-hukum Allah, berarti melanggar seluruhnya. (Yak 2:10)  Kebenarannya adalah Bapa memberkati kita orang percaya bukan karena perbuatan kita melainkan karena siapa diri kita, yaitu anak-anak-Nya melalui pengorbanan Yesus. Karena kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus. (Roma 8:17) Jadi karena semua kepunyaan Bapa adalah kepunyaan kita, maka kita tinggal meminta kepada Bapa. Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? (Roma 8:32)  Puji Tuhan  


 
 
 

Recent Posts

See All
Hari-hari baik

Firman Tuhan berkata "Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan...

 
 
 
Menerima Yesus dengan senang hati

Dalam Alkitab dikisahkan tentang murid-murid Yesus yang naik perahu ke Betsaida. Ketika hari sudah malam dan perahu itu sudah di tengah...

 
 
 
Berperang dengan cara makan

Kadang kita Izinkan iblis menyerang karena kita telah lalai untuk memberi makan jiwa kita dengan firman Tuhan. Ada tertulis dalam...

 
 
 

Comments


© 2017 oleh Satoe Djalan

bottom of page