top of page

Ketika kekudusan dan kasih bertemu

  • Writer: satoedjalan
    satoedjalan
  • Jun 3, 2018
  • 2 min read

Banyak orang berpikir bahwa Yesus adalah pribadi yang penuh kasih sedangkan Allah Bapa adalah pribadi yang keras dan hati-Nya penuh dengan keinginan untuk menghukum. Tetapi Alkitab berkata:  Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yoh 3:16) Jadi sebelum Yesus mengorbankan diri-Nya di kayu salib, Allah Bapa telah memiliki hati yang mengasihi kita. Kebenarannya adalah hati Allah penuh dengan kebaikan sehingga hati Allah ingin mencurahkan kebaikan tersebut ke dalam keluarga kita, ke dalam karir kita, ke dalam hidup kita dan apapun yang kita kerjakan.  Kasih ingin bersama dengan orang yang dikasihi. Bukan itu saja kasih juga ingin memeluk dan mencium mereka yang dikasihi. Ketika Yesus mengisahkan tentang sang bapa dalam perumpamaan anak yang hilang, maka hal itu adalah gambaran dari hati Allah Bapa yang ingin berlari untuk memeluk dan menghujani kita dengan ciuman. Tetapi kasih Allah terhalang oleh dosa manusia.     Walaupun kasih-Nya ingin memberikan tetapi Kekudusan dan keadilan-Nya tidak bisa memberikan kebaikan tersebut kepada manusia yang berdosa. Ketika Allah tidak dapat memberikan semua kebaikan tersebut maka dapat dikatakan bahwa hal itu 'menyakitkan' Hati-Nya, karena hati-Nya penuh dengan keinginan untuk mengekspresikan kasih-Nya.  Pada salib Yesus lah kekudusan dan kasih Allah bertemu. Keadilan-Nya terpenuhi karena semua dosa kita telah dihukum dalam tubuh Yesus, kekudusan-Nya ditinggikan dan kasih-Nya dapat diekspresikan ke dalam dunia yang sudah jatuh.  Setelah Yesus berseru "sudah selesai" maka Allah merobek tabir bait suci menjadi dua dari atas sampai ke bawah (Matius 27:51). Kita pasti berpikir bahwa Allah melakukan hal ini agar kita bisa masuk ke ruang Maha Kudus yang menggambarkan hadirat Allah. Hal tersebut tidak lah salah, tetapi di lain sisi sebenarnya Allah lah yang melangkah keluar.  Sekarang Dia dapat mengekspresikan kasih-Nya tanpa mengorbankan kekudusan-Nya. Oleh karena itu Dia keluar, Dia berlari, Dia memeluk kita dan menghujani kita dengan ciuman. Bukan hanya itu, Dia memakaikan jubah kebenaran, mengenakan cincin kuasa dan sepatu kedudukan pada kita. Dia berikan anak lembu tambun, gambaran dari kemakmuran, kepada kita dan Dia ingin kita bersukacita bersama-Nya.  Puji Tuhan  


 
 
 

Recent Posts

See All
Hari-hari baik

Firman Tuhan berkata "Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan...

 
 
 
Menerima Yesus dengan senang hati

Dalam Alkitab dikisahkan tentang murid-murid Yesus yang naik perahu ke Betsaida. Ketika hari sudah malam dan perahu itu sudah di tengah...

 
 
 
Berperang dengan cara makan

Kadang kita Izinkan iblis menyerang karena kita telah lalai untuk memberi makan jiwa kita dengan firman Tuhan. Ada tertulis dalam...

 
 
 

Comments


© 2017 oleh Satoe Djalan

bottom of page