Perjamuan yang penuh suka cita
- satoedjalan
- Jul 12, 2018
- 1 min read
Firman Tuhan berkata: Mari, makanlah rotimu dengan sukaria, dan minumlah anggurmu dengan hati yang senang, karena Allah sudah lama berkenan akan perbuatanmu. Biarlah selalu putih pakaianmu dan jangan tidak ada minyak di atas kepalamu. (Pengkhotbah 9:7-8) Kita tahu bahwa roti dan anggur dalam ayat tersebut mengacu pada Perjamuan Kudus dalam konteks Perjanjian Baru. Dalam bahasa Yunaninya Perjamuan Kudus disebut juga Eucharistia yang berarti mengucap syukur. Oleh karenanya seharusnya ada suasana suka cita dalam Perjamuan Kudus karena kita mengucap syukur, berterima kasih atas pengorbanan Yesus di kayu salib bagi kita. Tetapi dewasa ini banyak dari kita yang merayakan Perjamuan Kudus dalam suasana yang 'berat' dan muram. Sang pemimpin perjamuan berkata: "selidikilah hatimu. Lihatlah apakah ada dosa-dosa yang telah engkau lakukan selama ini sebelum engkau ambil bagian dalam perjamuan" Akibatnya kita memandang dalam diri kita sendiri, bukannya memandang Yesus. Padahal Tuhan Yesus sendiri berkata mengenai Perjamuan Kudus: "Perbuatlah ini sebagai peringatan akan Aku" (Lukas 22:19). Jadi seharusnya Perjamuan Kudus adalah peringatan akan Yesus dan karya penebusan-Nya atas dosa-dosa kita, bukannya peringatan akan kita dan dosa-dosa tersebut. Oleh sebab itu marilah kita memakan roti dengan sukaria karena tubuh-Nya telah diserahkan bagi kesembuhan dan kesehatan kita. Dan minumlah anggur dengan hati yang senang karena darah-Nya telah ditumpahkan demi pengampunan dosa kita. Biarlah suka cita mengalir dalam diri kita karena pakaian kita selalu putih: Kita telah dibenarkan oleh Allah dalam Yesus (2 Kor 5:21) Dan minyak berbicara mengenai pengurapan Roh Kudus yang selalu ada di atas kepala kita. Puji Tuhan

Comments