Ampuni dan biarlah Allah yang bekerja
- satoedjalan
- Nov 12, 2018
- 2 min read
Pernahkah anda mendengar seseorang berkata, "Aku bisa mengampuni dia tetapi tidak bisa melupakan." Kebenarannya adalah Allah tidak pernah menyuruh kita untuk mengampuni kemudian melupakan. Dia hanya menyuruh kita mengampuni saja, seperti ada tertulis, "hendaklah kamu saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu." (Efesus 4:32) Dengan kata lain, Allah hanya menyuruh kita mengampuni karena Allah dalam Kristus telah mengampuni segala hutang dosa kita yang tidak mungkin kita bayar. Di samping itu mengampuni seseorang sebenarnya menguntungkan diri kita sendiri karena menyimpan kepahitan dan dendam bisa menghancurkan kesehatan kita! Jadi ampuni saja dan biarlah Allah yang bekerja menangani hal-hal lainnya. Ketika kita benar-benar mengampuni, kadang Allah membuat kita lupa. Tetapi kadang kita masih ingat akan kejadian itu karena kejadian itu adalah suatu insiden besar dalam hidup kita. Tetapi ketika kita teringat kembali akan kejadian tersebut, sudah tidak ada rasa sakit dan kepahitan dalam hati kita. Yusuf telah mengampuni saudara-saudaranya sebelum mereka datang dan sujud di hadapannya. Dia ingat apa yang telah mereka lakukan terhadapnya, tetapi dia tidak mengingatnya dengan kepahitan (Kejadian 50:15–21). Demikian pula kita mungkin masih ingat akan kejadian itu, tetapi kepahitan itu telah hilang karena kita melibatkan salib Kristus di dalamnya — “Allah di dalam Kristus telah mengampuniku. Ayah, aku mengampunimu. Mama, aku mengampunimu. Sepupuku, aku mengampunimu.” Ketika kita mengampuni, ampunilah dengan iman, bukan dengan perasaan. Kita berjalan dengan iman, bukan dengan perasaan (2 Kor 5: 7). Banyak orang yang menunggu sampai perasaan mereka jadi lebih enak dan lebih tenang — “Bapa, Aku menunggu sampai emosiku stabil dan kemarahanku reda dulu barulah aku mengampuni orang itu.” Tetapi “Emosi yang pas” untuk mengampuni itu mungkin tidak akan pernah kunjung datang dan akibatnya kita tidak akan pernah mengampuni orang tersebut. Ampunilah dengan iman, dan ampunilah sekali untuk selamanya. Bawalah dalam doa, “Bapa, aku bawa orang ini ke hadapan-Mu. Engkau tahu apa yang telah diperbuatnya padaku. Bapa, Engkau telah mengampuniku melalui salib Yesus, meskipun aku tidak pantas mendapatkan pengampunan itu. Maka demikian pula, dengan iman, sekarang aku mengampuni orang ini dan aku buang amarahku terhadapnya. Dalam nama Yesus. Amin!" Setelah kita mengampuni dengan iman, kita akan melihat sengat kepahitan dihapuskan dari hati kita. Kita akan mengalami kedamaian dan sukacita Allah memenuhi pikiran, serta merasakan tubuh kita semakin sehat dan bugar. Puji Tuhan.

Comments