Hujan dari langit
- satoedjalan
- Jan 19, 2019
- 1 min read
Pada masa lampau, setelah menanam benih maka para petani Israel berdoa untuk hujan. Hal ini berbeda dengan cara mereka bercocok tanam sebelumnya di Mesir. Firman Tuhan kepada umat Israel: Sebab negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, bukanlah negeri seperti tanah Mesir, dari mana kamu keluar, yang setelah ditabur dengan benih harus kauairi dengan jerih payah, seakan-akan kebun sayur. Tetapi negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, ialah negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit (Ulangan 11:10-11) Perhatikan bahwa ketika mereka berada di Mesir, cara mereka bercocok tanam adalah dengan jerih payah. Pada masa itu mereka mengairi benih mereka menggunakan alat yang dikayuh dengan kaki. Ketika Tuhan membawa mereka ke tanah perjanjian, mereka tidak lagi bergantung pada sistem irigasi lama yang penuh jerih payah melainkan bergantung pada hujan yang turun dari langit. Di Mesir, mereka melihat ke bawah ke arah pedal yang mereka kayuh untuk melihat pekerjaan mereka sendiri. Tapi di tanah perjanjian, yang harus mereka lakukan hanyalah melihat ke atas untuk melihat pekerjaan Tuhan. Mereka bergantung pada Tuhan agar hujan turun dan tanah mereka menghasilkan hasil bumi yang melimpah. Demikian pula di tahun 2019 ini marilah kita melihat ke atas dan bergantung pada hujan berkat yang lebat dari Tuhan. Dunia boleh melihat ke bawah dan bergumul penuh jerih payah, bergantung pada kepandaian, bakat dan kekuatan mereka sendiri, tetapi kita akan melihat ke atas dan bergantung pada Bapa Sorgawi yang mengasihi dan peduli pada kita. Puji Tuhan

Comments