Setiap doa dijawab
- satoedjalan
- Feb 15, 2019
- 2 min read
Suatu ketika Daud mengadakan sensus atas rakyat Israel tetapi lupa menarik uang pendamaian dari mereka (2 Sam 24:1-10) Padahal ada tertulis "Apabila engkau menghitung jumlah orang Israel pada waktu mereka didaftarkan, maka haruslah mereka masing-masing mempersembahkan kepada TUHAN uang pendamaian karena nyawanya, pada waktu orang mendaftarkan mereka, supaya jangan ada tulah di antara mereka pada waktu pendaftarannya itu. (Keluaran 30:12) Yang terjadi kemudian adalah TUHAN meindatangkan wabah penyakit kepada orang Israel mulai dari pagi hari itu sampai pada waktu yang telah ditetapkan-Nya. Di seluruh Israel 70.000 orang meninggal. Malaikat TUHAN yang membawa maut itu sudah sampai di tempat pengirikan gandum milik Arauna, orang Yebus. Kemudian TUHAN mengubah keputusan-Nya, dan Ia berhenti menghukum bangsa itu. Kata-Nya kepada malaikat itu, "Cukup! Berhenti!" (2 Sam 24:15-16) Lalu Daud mendirikan mezbah di situ bagi TUHAN dan mempersembahkan kurban bakaran serta kurban perdamaian. TUHAN mengabulkan doa Daud, lalu berakhirlah wabah itu di Israel. (2 Sam 24:25) Di tempat itu pula Salomo mendirikan bait Allah. Ketika bait tersebut selesai didirikan, Salomo berdoa: dengarkanlah doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini. Dan dengarkanlah permohonan hamba-Mu dan umat-Mu Israel yang mereka panjatkan di tempat ini (1 Raja-raja 8:29-30) Oleh karena itulah sampai sekarang orang Israel masih berdoa di tembok ratapan yang sebenarnya adalah 'pagar' dari bait Allah. Mereka berdoa dan menyelipkan surat permohonan doa mereka (kadang dalam amplop tertutup) ke dalam celah tembok. Bagi mereka itu adalah tempat istimewa dimana doa mereka akan didengar. Mereka mengartikan hal itu secara harfiah. Tapi kita orang Kristen tahu bahwa kisah di atas adalah 'bayangan' dari substansi yang sebenarnya, yaitu TUHAN tidak lagi marah atas dosa-dosa kita karena adanya korban Yesus di kayu salib. Sekarang doa kita pasti didengar olehnya. Seperti ada tertulis: Allah berfirman "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau." Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu. ( 2 Korintus 6:2) Ketika Yesus wafat, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah (Matius 27:51) Kini hadirat Allah selalu beserta kita. Kita tidak perlu lagi 'Tempat-tempat khusus' agar Allah mendengar doa kita. Kita tidak perlu 'waktu-waktu khusus' seperti orang Yahudi yang berdoa tiga kali sehari pada waktu-waktu yang telah ditentukan. WAKTU INI adalah waktu perkenanan. SAAT INI Allah mendengarkan kita. Kita juga tidak perlu menyunatkan diri (untuk alasan keagamaan), seperti tertulis: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. (Galatia 5:2) Ketika kita masih menjalankan sunat, waktu-waktu khusus untuk Tuhan mendengarkan , dan tempat-tempat khusus dimana Tuhan akan mendengar maka sebenarnya kita menempatkan diri kita di bawah hukum Taurat. Dan ini sangat berbahaya karena dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya. (Galatia 3:12) Dalam suratnya, Paulus menegur umat di Galatia: Jadi bagaimana sekarang, apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-limpah dan *yang melakukan mujizat di antara kamu*, berbuat demikian karena kamu melakukan hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil? (Galatia 3:5) Jawabannya jelas: kita menerima mujizat, jawaban doa kita, karena percaya pemberitaan Injil bukan karena melakukan hukum Taurat. Oleh karena itu marilah kita percaya sekarang ini juga adalah waktu perkenanan Tuhan, saat ini juga hadirat Tuhan bersama kita, waktu ini juga Dia mendengar dan akan melakukan mujizat-Nya untuk kita. Puji Tuhan

Comments