Beritakanlah Injil
- satoedjalan
- May 14, 2019
- 2 min read
Tuhan mengasihi jiwa-jiwa. Sebelum Dia kembali ke sorga setelah Kebangkitan-Nya, amanat agung yang diberikan-Nya adalah "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk." (Markus 16:15) Dan ini adalah saatnya kita memberitakan kabar gembira kepada orang-orang terdekat kita serta mereka yang kita kasihi. Karena Tuhan telah mencurahkan roh pengabaran Injil, kasih karunia dan karisma untuk menyelamatkan jiwa mereka. Mulailah dengan berdoa untuk mereka. Sesuatu mungkin terjadi pada mereka sehingga kali ini mereka mau menerima Yesus. Mungkin mereka mengalami mimpi buruk, melihat sesuatu di TV, atau bahkan menghadiri pemakaman seseorang yang membuat mereka menyadari betapa rapuhnya hidup ini. Oleh karena itu janganlah menyerah walaupun mereka pernah menolak ajakan kita. Alkitab mengisahkan tentang Paulus yang ketika berada di Filipi menemukan tempat sembahyang Yahudi. Di sana ia berbicara kepada perempuan-perempuan yang berkumpul di situ. Seorang dari perempuan-perempuan itu bernama Lidia turut mendengarkan dan Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus dan dibaptis. (Kisah Para Rasul 16:13-14) Jika Tuhan bisa membuka hati Lidia, pasti Dia juga akan membuka hati mereka yang kita kasihi. Jika mereka bertanya mengenai topik teologi yang kita belum faham, maka jawablah dengan rendah hati, "Jujur aku belum faham juga mengenai hal tersebut. Mungkin suatu waktu nanti kita akan mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut. Tapi bolehkah aku berbagi kesaksian mengenai pengalamanku dengan Yesus?" Mari kita belajar dari seorang buta yang disembuhkan oleh Yesus di kolam Siloam. Dia dibawa ke orang-orang Farisi yang menanyainya dengan berbagai pertanyaan teologi mengenai kesembuhannya. Dan jawabnya adalah "... aku tidak tahu; tetapi satu hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat." (Yohanes 9:25) Demikian pula kita bisa berkata, "Mengenai hal itu aku tidak tahu. Satu hal aku tahu, aku tadinya seorang pemarah dan sekarang aku dapat mengendalikan diriku dalam kesabaran. " Orang bisa berdebat mengenai theologi tetapi mereka tidak dapat menyangkal pengalaman kita berjalan bersama Yesus. Puji Tuhan

Comments