Warisan
- satoedjalan
- Jul 30, 2019
- 2 min read
Alkitab mengisahkan tentang 5 anak perempuan Zelafehad yang mengajukan permohonan kepada Musa, "Ayah kami telah mati di padang gurun, dan ia tidak mempunyai anak laki-laki. Mengapa nama ayah kami harus hapus dari tengah-tengah kaumnya, oleh karena ia tidak mempunyai anak laki-laki? Berilah kami tanah milik di antara saudara-saudara ayah kami." (Bilangan 27:3-4) Pada waktu itu, anak perempuan tidak dapat memperoleh warisan. Hanya anak laki-laki saja yang dapat. Tetapi kelima anak perempuan Zelafehad ini punya hati yang penuh passion dan iman untuk memperoleh warisan walaupun berdasarkan hukum saat itu mereka tidak layak mendapatkannya. Karena hal ini belum pernah terjadi sebelumnya, maka Musa menyampaikan perkara mereka itu ke hadapan TUHAN. Dan inilah jawaban TUHAN: "Perkataan anak-anak perempuan Zelafehad itu benar; engkau harus memindahkan kepadanya hak atas milik pusaka ayahnya." (Bilangan 27:7) Perhatikan bahwa TUHAN melihat perkataan mereka itu benar! Dia senang melihat keinginan yang menyala-nyala dari mereka untuk mendapatkan warisan mereka, yang dalam hal ini adalah tanah pusaka. Hal ini menyentuh hati-Nya. Bagaimana dengan kita? Alkitab berkata bahwa di dalam Yesus kita mendapatkan warisan yang dijanjikan (Efesus 1:11) dan kita juga adalah ahli waris bersama-sama dengan Kristus (Roma 8:17) "Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh." (1 Petrus 2:24) inilah warisan kita! "Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya." (2 Korintus 8:9) inilah warisan kita! Yang dapat kita petik dari kisah di atas adalah: iman yang berani pasti membuat seseorang memperoleh warisannya. Mengapa? Karena hal itu memuliakan Allah. Jadi apakah kita akan tenang-tenang dan biasa-biasa saja mengenai warisan kita? "Jika aku mendapatkannya ok, tetapi jika tidak ya sudahlah." Ataukah kita punya passion - keinginan yang menyala-nyala untuk memperoleh warisan kita. Suatu warisan yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu. (1 Petrus 1:4) Puji Tuhan

Comments