Perjanjian berdasar kasih karunia
- satoedjalan
- Jul 31, 2019
- 2 min read
Alkitab berkata bahwa saat kita menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran maka kita akan berkuasa dalam hidup (Roma 5:17). Musuh kita, si iblis menyadari benar akan hal ini oleh karena itu ia berusaha sekuat tenaga untuk mencegah kita menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran. Didirikannya pagar-pagar kontroversi di sekeliling pemberitaan tentang kesembuhan, kemakmuran dan kasih karunia dengan menyebutnya sebagai ajaran sesat, untuk mencegah anak-anak Allah berkuasa atas sakit penyakit, kemiskinan dan dosa. Ketika seorang hamba Tuhan memberitakan Injil kasih karunia, maka iblis menghembuskan kontroversi: "hati-hati dengan orang itu. Dia memberitakan injil kemakmuran yang sesat." Kebenarannya adalah tidak ada yang namanya injil kemakmuran. Hanya ada satu Injil yaitu Injil kasih karunia Yesus Kristus. Walau demikian, ketika kita percaya pada Injil ini maka hasilnya adalah kesehatan dan kelimpahan. Di bawah Perjanjian Baru, Allah memberkati kita bukan karena kebaikan kita melainkan karena kebaikan-Nya yang sebenarnya tidak layak kita dapatkan. Itulah kasih karunia! Jika Allah harus memberkati kita karena kebaikan kita maka itu adalah Perjanjian Lama yang didasarkan pada hukum Taurat bukannya kasih karunia. Inilah perbedaan dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru: Hukum Taurat adalah berkat yang layak kita terima - ketika kita mentaati seluruh perintah Allah secara sempurna maka kita akan diberkati. Kasih karunia adalah berkat yang sebenarnya tidak layak kita terima - Yesus mentaati Allah secara sempurna, dan kita diberkati dengan percaya pada-Nya. Di bawah Perjanjian manakah anda saat ini? Perjanjian Lama berdasarkan hukum Taurat atau Perjanjian Baru berdasarkan kasih karunia? Jika anda masih berpikir bahwa berkat-berkat Allah bergantung pada perbuatan baik anda dan kemampuan anda dalam mentaati hukum Taurat maka sebenarnya anda masih ada di bawah Perjanjian Lama. Ujilah kembali pemahaman anda akan Perjanjian Baru dengan membaca apa yang Alkitab katakan tentang Allah dan kasih karunia-Nya terhadap kita. Janganlah melihat Allah sebagai seorang hakim yang siap menghukum kita, tetapi lihatlah Ia sebagai seorang Bapa yang penuh kasih dan ingin memberikan anugerah-anugerah yang baik untuk kita. Dia mengutus Anak-Nya untuk mati bagi kita agar kita bisa menikmati setiap anugerah yang baik ini. Terimalah kelimpahan kasih karunia-Nya! Puji Tuhan

Comments