Seranting anggur 'raksasa'
- satoedjalan
- May 8, 2020
- 1 min read
Alkitab mengisahkan tentang 12 orang Israel yang diutus untuk memata-matai tanah perjanjian. Ketika mereka di lembah Eskol, mereka memotong seranting buah anggur yang begitu berat, sehingga harus dipikul dengan sebatang kayu oleh dua orang. (Bilangan 13:23)
Tanah perjanjian adalah tanah yang 'melimpah dengan madu dan susu' - gambaran dari kelimpahan besar. Bahkan anggur disana adalah 'anggur raksasa' yang harus dipikul oleh 2 orang untuk membawanya.
Dalam bilangan 32, Musa mengisahkan kembali apa yang terjadi 40 tahun lalu, ketika umat Israel melakukan dosa tidak percaya dan menolak masuk tanah perjanjian:
Demikian juga dilakukan bapa-bapamu, ketika aku menyuruh mereka dari Kadesh-Barnea untuk melihat-lihat negeri itu; mereka berjalan sampai ke lembah Eskol, melihat-lihat negeri dan membuat enggan hati orang Israel, sehingga mereka tidak mau pergi ke negeri yang diberikan TUHAN kepada mereka. (Bilangan 32:8-9)
Ketika umat Israel mengirim 12 mata-mata ke tanah perjanjian dan sampai ke lembah Eskol, mereka punya 2 reaksi yang berbeda. 10 dari mereka melihat raksasa di tanah tersebut sementara dua dari mereka (Yosua dan Kaleb) melihat seranting anggur 'raksasa'.
Saat ini apakah kita memilih untuk melihat raksasa pergumulan ataukah kita memilih untuk melihat seranting anggur raksasa - penyediaan dan berkat-berkat Allah yang melimpah?
Dunia begitu penuh dengan berita tentang virus covid-19. Tidak ada salahnya kita membaca atau mendengar berita-berita tersebut tapi janganlah kita termakan untuk menggali lebih dalam lagi detailnya. Karena akan mempunyai efek mengeringkan iman dan jiwa kita.
Firman Tuhan berkata, "Mata yang bersinar-sinar menyukakan hati, dan *kabar yang baik menyegarkan tulang*." (Amsal 15:30)
Apa yang kita dengar punya efek terhadap diri kita jadi jagalah apa yang kita baca dan kita dengar! Pastikanlah bahwa kita mendengar kabar yang baik dan lebih penting lagi mendengar apa yang Tuhan katakan kepada kita melalui Firman firman-Nya.
Puji Tuhan

Comments